Bagi pemegang saham, informasi akuntansi dapat digunakan untuk menilai perusahaan sehingga pemegang saham dapat mengalokasikan dananya pada perusahaan yang dapat memberikan prospek bagus di masa yang akan datang.
Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang dapat mempresentasikan harga saham sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Ada tiga jenis pasar modal efisien, yaitu:
1. Pasar modal efisien lemah, merupakan pasar modal yang harga sahamnya mencerminkan masa lalu (data historis);
2. Pasar modal efisien semi kuat, merupakan pasar modal yang harga sahamnya mencerminkan masa terkini yang tersedia di pasar;
3. Pasar modal efisien kuat, merupakan pasar modal yang harga sahamnya mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi mengenai kondisi masa depan.
Informasi yang tidak berkualitas memungkinkan timbulnya moral hazard bagi satu pihak yang berakibat merugikan pihak lain. Sebagai contoh, pada saat manajemen mengetahui bahwa kreditur menentukan perusahaan yang diberikan kredit berdasarkan rasio keuangan yang berkaitan dengan likuiditas dan solvabilitas, maka manjemen akan berusaha mengoptimalkan rasio tersebut agar kreditnya dapat di setujui. Laporan keuangan yang relevan dan andal dapat dihasilkan jika ada standar akuntansi, auditor yang berkualitas, serta praktek manajemen perusahaan yang baik dalam perusahaan tersebut.
Saat ini hanya dua standar akuntansi yang banyak dijadikan referensi atau diadopsi didunia yaitu International Financial Reporting Standard (IFRS) dan US Generally Accepted Accounting Principles (US-GAAP). IFRS disusun oleh International Accounting Standard Board (IASB) sedangkan US-GAAP disusun oleh Financial Acounting Standard Board (FASB). Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia terdiri dari empat standar, sering disebut sebagai 4 Pilar Standar Akuntansi, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Keuangan Perusahaan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) dan Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah (SAP). Masing-masing memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda baik adri sisi perusahaan, perlakuan akuntansi, dan cara menggunakannya.
a. Standar Akuntansi Keuangan
Standar akuntansi keuangan (SAK) digunakan untuk perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu perusahaan yang terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau perusahaan fiducia (yang menggunakan dana masyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana pensiun). Standar ini mengadopsi IFRS, megingat Indonesia, melalui Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012. Adopsi penuh bukan berarti Indonesia tidak memiliki standar sendiri.
IFRS sebagai standar internasional memiliki tiga ciri utama, yaitu:
1. Principles Based
Standar akuntansi keuangan (SAK) digunakan untuk perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik, yaitu perusahaan yang terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau perusahaan fiducia (yang menggunakan dana masyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana pensiun). Standar ini mengadopsi IFRS, megingat Indonesia, melalui Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012. Adopsi penuh bukan berarti Indonesia tidak memiliki standar sendiri.
IFRS sebagai standar internasional memiliki tiga ciri utama, yaitu:
1. Principles Based
Keunggulan pendekatan ini akan menghindari dibuatnya perjanjian atau transaksi mengikuti peraturan dalam konsep pengakuan. Namun standar yang bersifat principles based mengharuskan pemakainya untuk membuat penilaian (judgment) yang tepat atas suatu transaksi untuk menetukan substansi ekonominya dan menentukan standar yang tepat untuk transaksi tersebut.
2. Nilai Wajar
2. Nilai Wajar
Standar akuntansi banyak menggunakan konsep nilai wajar (fair value). Penggunaan nilai wajar untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan. Informasi nilai wajar lebih relevan karena menunjukkan nilai terkini. Hal ini sangat bertolak belakang dengan konsep harga perolehan yang mendasarkan penilaian pada nilai perolehan pertama (historical cost).
3. Pengungkapan
3. Pengungkapan
Mengharuskan lebih banyak pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan. Pengungkapan dapat berupa kebijakan akuntansi, rincian detail, penjelasan penting, dan komitmen.
b. Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik
Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) digunakan untuk etitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement).
Standar ETAP lebih sederhana dan tidak banyak perubahan dari praktik akuntansi yang saat ini berjalan. Contoh penyederhanaan dalam standar ETAP adalah sebagai berikut.
1. Tidak ada laporan laba rugi komprehensif. Pengaruh laba komprehensif disajikan dalam laporan perubahan ekuitas atau komponen ekuitas dalam laporan keuangan.
2. Penilaian untuk aset tetap. Aset takberwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan revaluasi atupun nilai wajar.
3. Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan, beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak. Perusahaan yang menggunakan SAK ETAP dalam laporan auditnya menyebutkan laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan SAK ETAP. Namun beberapa pihak berpendapat penggunaan istilah ETAP memberikan kesan bahwa perusahaan tidak memiliki akuntabilitas. Padahal semua perusahaan pasti memiliki akunatbilitas pada publik namun tingkat akuntabilitasnya yang berbeda.
Standar ini efektif dapat digunakan untuk laporan keuangan tahun 2009.Perusahaan yang memenuhi kriteria menggunakan ETAP pada tahun 2011 harus memilih menggunakan SAK ETAP atau PSAK. Jika pada tahun 2011 tetap menggunakan PSAK, maka pada tahun berikutnya harus konsisten menggunakan PSAK dan tidak boleh berubah menggunakan SAK ETAP.
Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) digunakan untuk etitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement).
Standar ETAP lebih sederhana dan tidak banyak perubahan dari praktik akuntansi yang saat ini berjalan. Contoh penyederhanaan dalam standar ETAP adalah sebagai berikut.
1. Tidak ada laporan laba rugi komprehensif. Pengaruh laba komprehensif disajikan dalam laporan perubahan ekuitas atau komponen ekuitas dalam laporan keuangan.
2. Penilaian untuk aset tetap. Aset takberwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan revaluasi atupun nilai wajar.
3. Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan, beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak. Perusahaan yang menggunakan SAK ETAP dalam laporan auditnya menyebutkan laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan SAK ETAP. Namun beberapa pihak berpendapat penggunaan istilah ETAP memberikan kesan bahwa perusahaan tidak memiliki akuntabilitas. Padahal semua perusahaan pasti memiliki akunatbilitas pada publik namun tingkat akuntabilitasnya yang berbeda.
Standar ini efektif dapat digunakan untuk laporan keuangan tahun 2009.Perusahaan yang memenuhi kriteria menggunakan ETAP pada tahun 2011 harus memilih menggunakan SAK ETAP atau PSAK. Jika pada tahun 2011 tetap menggunakan PSAK, maka pada tahun berikutnya harus konsisten menggunakan PSAK dan tidak boleh berubah menggunakan SAK ETAP.
c. Standar Akuntansi Syariah
Standar Akuntansi Keuangan Syariah adalah standar yang digunakan untuk perusahaan yang menggunakan transaksi syriah atau perusahaan berbasis syariah. Standar akuntansi syariah terdiri dari kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan, standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, ijarah dan isthisna. Standar ini merupakan standar yang dikembangkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (DSAK Syariah). Bank syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan keuangan. Sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank syariah menggunakan PSAK, sedangkan untuk transaksi syariahnya menggunakan PSAK Syariah.
d. Standar Akuntansi Pemerintahan
Standar Akuntansi Keuangan Syariah adalah standar yang digunakan untuk perusahaan yang menggunakan transaksi syriah atau perusahaan berbasis syariah. Standar akuntansi syariah terdiri dari kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan, standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, ijarah dan isthisna. Standar ini merupakan standar yang dikembangkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (DSAK Syariah). Bank syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan keuangan. Sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank syariah menggunakan PSAK, sedangkan untuk transaksi syariahnya menggunakan PSAK Syariah.
d. Standar Akuntansi Pemerintahan
Adalah standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan baik pusat maupun daerah. SAP berbasis akrual ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010. Peraturan pemerintah ini sudah berlaku, namun instansi pemerintah masih diperbolehkan menggunakan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 SAP berbasis kas menuju akrual sampai dengan tahun anggaran 2014.
Unit usaha pemerintah baik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Layanan Umum (BLU) sebagai perusahaan milik pemerintah menyusun akuntansi sesuai dengan standar akuntansi keuangan umum yang berlaku. Pemerintah hanya mencatat investasi dalam BUMN/BUMD dalam laporan keuangannya.
Unit usaha pemerintah baik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Layanan Umum (BLU) sebagai perusahaan milik pemerintah menyusun akuntansi sesuai dengan standar akuntansi keuangan umum yang berlaku. Pemerintah hanya mencatat investasi dalam BUMN/BUMD dalam laporan keuangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar