Jumat, 10 April 2020

LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN LAPORAN ARUS KAS

Laporan posisi keuangan, atau yang sering disebut neraca, melaporkan aset, lialibilitas, dan modal entitas pada tanggal tertentu. Laporan ini merupakan sumber informasi utama tentang posisi keuangan entitas karena merangkum elemen-elemen yang berhubungan langsung dengan pengukuran posisi keuangan yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas. 
Kegunaan laporan posisi keuangan secara umum adalah untuk menilai risiko-risiko entitas dan arus kas masa depan. Tujuan pengguna laporan posisi keuangan menggunakan laporan ini adalah sebagai berikut : 
1. Mengevaluasi struktur pendanaan 
Dalam hal ini yang dilihat adalah informasi tentang perbandingan sumber pendanaan melalui utang dibandingkan dengan ekuitas. 

2. Menganalisis likuiditas
Likuiditas adalah seberapa cepat waktu yang diperlukan sampai suatu aset dapat terealisasi atau dikonversi menjadi kas, atau sampai suatu liabilitas dapat terbayar. Pihak kreditur biasanya sangat tertarik dengan informasi tentang risiko likuiditas jangka pendek, yang informasinya dapat mereka gunakan untuk menilai kemampuan entitas membayar bunga tepat waktu. 

3. Menilai solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan entitas membayar utangnya pada saat jatuh tempo. Biasanya hal ini dapat diukur dengan tingkat utang jangka panjang yang dimiliki entitas. Entitas yang memiliki rasio utang yang tinggi berarti memiliki solvabilitas yang rendah dibanding antitas dengan rasio utang yang rendah. Entitas dengan solvabilitas yang rendah artinya lebih berisiko, karena memerlukan lebih banyak aset untuk membayar utangnya, baik pokok maupun beban bunga. 

4. Menilai fleksibilitas keuangan
Likuiditas dan solvabilitas akan menentukan fleksibilitas keuangan entitas, yaitu mengukur kemampuan entitas mengambil tindakan tertentu sebagai respons terhadap kebutuhan dan peluang yang ada. Entitas dengan tingkat utang yang tinggi lebih tidak fleksibel dibanding entitas dengan tingkat utang rendah. Suatu entitas yang memiliki utang yang tinggi terkadang  tidak mudah untuk mengalokasikan arus kasnya untuk merespons peluang tertentu misalnya peluang berinvestasi, karena arus kas tersebut harus dialokasikan untuk pembayaran utang.

Beberapa kritik terhadap laporan posisi keuangan adalah dalam hal keterbatasan penilaian. Keterbatasan ini sebagian disebabkan karena hal-hal sebagai berikut : 
  1. Pilihan pengukuran beberapa aset tertentu berdasarkan biaya perolehan atau biaya perolehan terdepresiasi, bukan pada nilai kininya. Hal ini banyak dikritik karena kurang mencerminkan nilai wajar dari aset.
  2. Tidak diperkenankan mengakui aset tak berwujud yang mengandung nilai manfaat, namun sulit diukur nilainya secara objektif karena dihasilkan secara internal, misalnya merek yang dihasilkan secara internal.
  3. Rekayasa keuangan yang sering kali memungkinkan dilakukan untuk menghasilkan pembiayaan off-balance sheet.
  4. Beberapa pengukuran nilai untuk beberapa unsur di laporan posisi keunganan melibatkan pertimbangan dan estimasi, misalnya penentuan masa manfaat aset tetap dan estimasi kewajiban garansi.
*****

Elemen laporan posisi keuangan terdiri atas : 
1. Aset 
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.
2. Liabilitas 
Liabilitas merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas 
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua liabilitas.

Laporan posisi keuangan menyajikan ringkasan yang terstruktur mengenai aset, liabilitas, dan ekuitas entitas. Aset dan liabilitas diklasifikasikan dengan suatu cara yang dapat memfasilitasi pengguna untuk dapat mengevaluasi struktur modal entitas, likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan, sehingga aset dan liabilitas diklasifikasikan berdasarkan karakteristik operasi entitas.

Menurut PSAK I (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, entitas menyajikan aset sebagai aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas sebagai jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi keuangan, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. 

Dengan demikian artinya ketika entitas yang bergerak di bidang penjualan barang dan jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar liabilitas jangka pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan memberikan informasi memberikan informasi yang bermanfaat karena menyajikan aset neto yang digunakan sebagai modal kerja dengan aset neto yang digunakan dalam jangka panjang. Siklus operasi normal yang umum dimulai dari kas, pembelian persediaan (entitas manufaktur atau dagang) kemudian muncul piutang akibat akibat penjualan persediaan, dan akhirnya kembali lagi ke kas melalui penagihan piutang.

Namun untuk beberapa entitas, misalnya entitas di bidang jasa keuangan, penyajian aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan dibandingkan dengan penyajian beberapa berdasarkan lancar dan tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas.

Menurut PSAK I (Revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan, entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika : 
  1. Aset diharapkan dapat direalisasikan, atau terjual, atau digunakan dalam siklus operasi normal;
  2. Aset yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan;
  3. Aset yang diharapkan akan terealisasi dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan; atau 
  4. Berupa kas atau setara kas, kecuali yang dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Aset yang tidak termasuk kategori di atas, diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya menjadi kas atau setara kas. Ketika siklus operasi normal entitas tidak diidentifikasikan secara jelas, maka diasumsikan selama dua belas tahun.

Contoh aset lancar antara lain kas, piutang, persediaan, investasi jangka pendek, dan biaya dibayar di muka. Pengklasifikasian terpisah antara aset lancar dan tidak lancar akan menunjukkan bagaimana suatu aset difungsikan dalam entitas. Contohnya, sebuah motor bagi entitas diler (dealer) motor merupakan persediaan (aset lancar) karena motor tersebut merupakan barang dagang. Sedangkan motor yang digunakan entitas lain sebagai alat angkut sehari-hari akan diklasifikasikan sebagai aset tetap (aset tidak lancar).

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar. Aset tidak lancar adalah sebagai berikut : 
1. Investasi jangka panjang 
Investasi jangka panjang biasanya mencakup beberapa bentuk, baik yang berbentuk investasi dalam obligasi dan saham, atau investasi dalam bentuk dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).
2. Aset tetap
Ini adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi entitas, misalnya tanah, bangunan, mesin, dan furnitut.
3. Aset tak berwujud 
Aset tak berwujud merupakan aset tanpa wujud fisik yang bukan berbentuk instrumen keuangan, misalnya hak paten, hak cipta, franchise, dan goodwill
4. Aset lain yang bersifat tidak lancar
Contohnya piutang jangka panjang dan biaya di muka-jangka panjang.

*****

Format Laporan Posisi Keuangan
PSAK tidak mensyaratkan format tertentu untuk menyajikan laporan posisi keuangan. Beberapa entitas menyajikan aset terlebih dahulu kemudian diikuti dengan ekuitas dan liabilitas.Sementara yang lain menyajikan aset lancar pada urutan awal penyajian aset, dan liabiltas jangka pendek pada urutan awal liabilitas. Secara umum terdapat dua bentuk laporan psosisi keuanganyang biasa dipakai oleh entitas , yaitu bentuk akun (account form) dan bentuk laporan (repoert form).

Laporan Arus kas
Laporan arus kas (cash flow statement atau statement of cash flows) merupakan  bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.

Isi dan Format Laporan Arus Kas Penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode tertentu diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda, yaitu :
1) Aktivitas operasi,
2)  Aktivitas investasi, dan
3) Aktivitas pembiayaan/pendanaan.

Aktivitas operasi meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih, 
Aktivitas investasi meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi (baik hutang maupun ekuitas) serta property, pabrik, dan peralatan.
Sedangkan aktivitas pembiayaan atau bisa juga memakai istilah aktivitas pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini meliputi 
  1. Perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka  dengan pengembalian atas dan dari investasinya, dan 
  2. Peminjaman uang dari kreditor serta pelunasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar