Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2010) aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Aset ini dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
Karakteristik Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud memiliki tiga karakteristik utama, yaitu:
a) Kurang memiliki eksistensi fisik Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
b) Bukan merupakan instrumen keuangan
Aset tidak berwujud merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
c) Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi
Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun. Investasi dalam aset ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.
Selain tiga karakteristik utama tersebut, terdapat juga beberapa karakteristik pendukung aset tidak berwujud, yaitu:
a. Aset tidak berwujud diperoleh melalui pencairan/pengembangan atau dibeli baik secara terpisah atau menjadi satu dengan aset lain;
b. Aset tidak berwujud digunakan dalam operasi perusahaan secara tidak langsung;
c. Aset tidak berwujud sangat dipengaruhi oleh aktivitas pesaing;
d. Aset tidak berwujud hanya memiliki nilai pada suatu perusahaan;
e. Aset tidak berwujud bukan ditentukan umur ekonomisnya.
*****
Aset tidak berwujud pada awal perolehannya harus diakui sebesar harga perolehannya, untuk periode berikutnya aset tidak berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Penentuan harga perolehan aset tidak berwujud bergantung pada cara perolehannya. Aset tidak berwujud yang diperoleh melalui pembelian atau transaksi kas lainya maka harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan dan atau yang akan dibayarkan. Bila aset tidak berwujud diperoleh melalui proses pertukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya adalah sebesar taksiran harga pasar dari aset yang digunakan sebagai penukar.
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (revisi 2010) biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
- Harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
- Segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Selama umurnya, harga perolehan aset tidak berwujud harus dilakukan amortisasi. Dalam PSAK 19 (revisi 2010) dinyatakan bahwa:
Jumlah yang dapat diamortisasikan dari aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat ditentukan oleh suatu entitas, yaitu manfaat terbatas ataupun masa manfaat yang tidak terbatas. Amortisasi mulai dihitung saat aset tidak berwujud siap digunakan.
Masa Manfaat
Pada umumnya masa manfaat aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan, terkecuali ada bukti yang menyakinkan bahwa masa manfaat suatu aset tidak berwujud melebih 20 tahun. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat suatu aset tidak berwujud, antara lain:
- Perkiraan pemakaian aset oleh perusahaan dan efisiensi pengelolaannya oleh tim manajemen lain;
- Siklus hidup produk yang lazin bagi aset tersebut dan informasi yang beredar mengenai estimasi masa manfaat aset sejenis yang digunakan dengan cara yang sama;
- Keusangan teknis, teknologi, atau jenis-jenis keusangan lainnya;
- Stabilitas industri tempat aset tersebut beroperasi dan perubahan-
- perubahan dalam permintaan pasar atas produk dan jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut;
- Perkiraan tindakan oleh pesaing atau calon pesaing;
- Tingkat/jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat ekonomu masa depan dari aset dan kemampuan serta maksud perusahaan untuk mencapai tingkat tersebut;
- Periode pengendalian aset dan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya yang dikenakan atas penggunaan aset tersebut, seperti tanggal berakhirnya sewa guna usaha yang terkait; dan
- Ketergantungan masa manfaat aset tersebut atas masa manfaat aset lainnya dari perusahaan.
Nilai Sisa
Nilai sisa suatu aset tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali:
a. Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir masa manfaatnya, atau
b. Ada pasar aktif bagi aset tersebut dan:
-Nilai sisa aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut; dan -Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa yang aktif tersebut akan tetap ada pada akhir masa manfaat aset.
6. Amortisasi Aset Tidak Berwujud
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset tidak berwujud selama masa manfaatnya. Harga perolehan aset tidak berwujud dibebankan secara periodik ke dalam perhitungan laba rugi perusahaan. pembebanan harga perolehan aset ini disebut amortisasi. Jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aset tidak berwujud harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
Aset tidak berwujud umumnya diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Ketika aset tidak berwujud diamortisasi, beban harus ditunjukkan sebagai beban dan kredit dilakukan ke akun akumulasi secara terpisah. Jurnal yang harus dibuat adalah:
Beban Amortisasi Xxxxx
Akumulasi Amortisasi Xxxxx
Rounded Rectangle: Jenis-jenis Aset Tidak Berwujud
1. Aset tidak berwujud dalam bentuk berbagai hak yang menyertai berbagai produk intelektual dam pemanfaatan fasilitas pihak lain, baik yang diperoleh dari proses internal maupun yang diperoleh dengan cara membeli atau proses pertukaran.
a. Hak cipta (Copyright)
Adalah hak yang diberikan kepada pengarang, pencipta, aransemen untuk menerbitkan, menjual atau mengawasi karyanya. Hak cipta dapat dijual untuk diberikan kepada pihak lain berdasarkan perjanjian-perjanjian yang telah disepakati.
Harga perolehan hak cipta mencakup keseluruhan pengeluaran mulai saat penyusunan atau penelitian sampai pengurusan ijin hak cipta hingga sertifikat hak cipta diterima. Harga perolehan hak cipta diamortisasi sepanjang masa manfaatnya.
b. Hak paten
Adalah hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan hal baru untuk memproduksi, menjual atau mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu. hak paten bisa digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan kepada pihak lain berdasarkan kesepakatan.
Harga perolehan hak paten adalah mencakup keseluruhan pengeluaran yang meliputi biaya penelitian, biaya pengembangan, pembuatan gambar dan model, biaya percobaan-percobaan, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan hak paten hingga sertifikat hak paten diterima.
c. Hak merk dagang
Adalah hak cipta dan hak untuk menggunakan suatu tanda pengenal atau simbol atas suatu barang yang diusahakan. Harga perolehan hak merk dagang adalah meliputi biaya perencanaan gambar atau desain gambar, biaya sayembara pembuatan lambing, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan ijin merk dagang hingga sertifikat merk dagang diterima. Jurnal yang dibuat:
Tanggal 1 Januari 20xx
Hak Merk Dagang Xxxxx
Kas Xxxxx
Beban Amortisasi Hak Merk Dagang Xxxxx
Akumulasi Amortisasi Hak Merk Dagang Xxxxx
d. Hak franchaise
Adalah hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang dimiliki oleh suatu pihak (franchisor) kepada pihak lain sebagai pengguna fasilitas (franchisee). Franchisee hanya berhak untuk menggunakan hak franchaise untuk kepentingannya sesuai dengan perjanjian yang disepakati, tidak mempunyai hak untuk menjual atau mengalihkan hak franchaise kepada pihak lain. Bagi franchisor harga perolehan hak franchaise adalah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mengurus ijin hak franchaise hingga sertifikat franchaise diterima. Sedangkan harga perolehan hak frainchisee adalah sebesar harga yang dibayarkan kepada franchisor.
e. Hak sewa (Leasehold)
Adalah hak untuk menggunakan aset tetap tertentu yang diatur dalam perjanjian sewa-menyewa. Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran untuk mendapatkan hak sewa tergantung bagaimana cara pembayaran sewa dilakukan. Terdapat dua cara pembayaran sewa, yaitu:
1. Sewa dibayar setiap periode, maka pembayaran sewa diperlakukan sebagai beban operasional untuk periode dibayarkan sewanya.
2. Sewa dibayar untuk beberapa periode, bila sewa yang dibayarkan itu untuk beberapa periode yang relative pendek maka sewa dibayar dimuka tersebut diklasifikasikan sebagai aset lancar dicatat dalam perkiraan sewa dibayar dimuka. Sedangkan bila sewa dibayar dimuka untuk beberapa periode yang relatif panjang maka sewa dibayar dimuka tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak berwujud dalam perkiraan Hak Sewa.
Harga perolehan hak sewa adalah meliputi pembayaran sewa kepada pemilik aset dan pengeluaran-pengeluaran lain untuk mempersiapkan aset yang disewa tersebut siap digunakan dalam operasi perusahaan.
f. Hak eksklusif
Adalah hak khusus yang diberikan oleh negara untuk mengelola fasilitas publik atau sumber daya alam yang dimiliki negara. Harga perolehan hak eksklusif meliputi biaya survei, biaya riset, biaya pemetaan, biaya eksplorasi, biaya pengadaan/pembangunan berbagai fasilitas, biaya perijinan dan biaya-biaya lain terkait dengan uapaya perolehan hak tersebut hingga hak eksklusif tersebut dinyatakan siap untuk memberikan kontribusinya pada operasi perusahaan.
2. Aset tidak berwujud yang timbul karena aktivitas penelitian dan pengembangan produk, adanya nilai lebih perusahaan, perubahan struktur, kepemilikan dalam perusahaan, reorganisasi perusahaan ataupun rearrangement sistem.
a. Formula dan Proses Rahasia
Adalah hak atas penemuan sesuatu rumus atau formula atau sesuatu proses pembuatan suatu produk. Harga perolehan aset tidak berwujud ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan atau ditanggung perusahaan dalam rangka memperoleh hak tersebut, yaitu biaya riset, biaya percobaan-percobaan, biaya perijinan dan biaya-biaya lain yang terkait dengan perolehan hak ini.
Harga perolehan formula dan proses rahasia adalah sebesar harga pembelian dan biaya-biaya lain yang terkait dengan pembelian aset tidak berwujud.
b. Software (Perangkat Lunak Komputer)
Adalah kumpulan konsep, aktivitas, dan prosedur yang digunakan dalam program computer untuk melaksanakan suatu fungsi atau pekerjaan tertentu.
Harga perolehan perangkat lunak komputer yang dibeli adalah sebesar harga beli ditambah semua biaya sampai perangkat lunak computer siap digunakan. Apabila perusahaan mengembangkan sendiri perangkat lunak komputer maka harga perolehannya adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat perangkat lunak komputer tersebut. Harga perolehan tersebut akan diamortisasi selama umur ekonomisnya.
c. Biaya-biaya ditangguhkan serta biaya penelitian dan biaya pengembangan Adalah biaya-biaya yang harus ditangguhkan pembebannya dikarenakan jumlahnya yang relatif besar, belum berlalunya waktu atau belum terjadinya aktivitas yang dapat digunakan sebagai dasar pembebanan yang logis. Biayabiaya yang ditangguhkan adalah biaya pendirian perusahaan, biaya rearrangement, biaya relokasi pabrik. Biaya ini harus ditangguhkan karena:
-Jumlahnya relatif besar sehingga tidak logis bila dibebankan untuk periode terjadinya pengeluaran;
-Biaya tersebut memberi manfaat keekonomisan pada periode-periode berikutnya.
d. Biaya organisasi
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pendirian dan perizinan pendirian perusahaan. biaya organisasi meliputi biaya perizinan, biaya studi kelayakan, biaya notaris dan lain-lain.
3. Aset Tidak Berwujud berdasarkan Tujuan Akuntansi
a. Aset tidak berwujud yang diamortisasi
Sifat aset tidak berwujud menimbulkan kesulitan dalam memperkirakan masa manfaatnya. Masa manfaat aset tidak berwujud dapat dipengaruhi oleh faktor hukum, ekonomi, peraturan dan kontraktual. Faktor-faktor ini termasuk pilihan untuk memperbaharui atau memperpanjang, harus diperhitungkan dalam menentukan periode yang tepat untuk mengalokasikan harga perolehan aset tidak berwujud tersebut.
b. Aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi
Suatu perubahan utama dalam akuntansi untuk aset tidak berwujud dengan SFAS No. 142 yaitu beberapa aset tidak berwujud sekarang didentifikasikan memiliki masa manfaat yang tidak pasti dan tidak diamortisasi. FASB mencotohkan diantaranya:
Lisensi penyiaran
Lisensi penyiaran memiliki periode pembaharuan selama 10 tahun. Pembaharuan akan otomatis jika pemegang lisensi penyiaran mempertahankan suatu tingkat pelayanan publik tertentu yang dapat diterima. Maka tidak ada batas akhir dari masa manfaat suatu lisensi penyiaran.
GAAP mendefiniskan goodwill adalah kelebihan biaya investasi terhadap nilai wajar yang diterima. Definisi lain secara teori, goodwill adalah ukuran nilai sekarang dari kelebihan laba masa depan yang diproyeksikan dari perusahaan yang bergabung terhadap laba normal perusahaan sejenis. Goodwill itu timbul karena adanya penggabungan usaha atau akuisisi perusahaan dengan harapan akan memperoleh manfaat ekonomis di masa depan.
Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
Goodwill lebih dianggap sebagai suatu nilai sisa, jumlah harga akuisisi suatu perusahaan yang tersisa setelah semua aset berwujud dan tidak berwujud dapat diidentifikasikan. Secara umum, goodwill mewakili semua keuntungan khusus yang dapat diidentifikasikan secara terpisah namun dapat dinikmati oleh sebuah perusahaan, seperti peringkat utang yang baik, reputasi yang bagus dengan produk dan jasanya, pengalaman dalam prosen pengembangan dan distribusi, dan hubungan yang baik dengan pemerintah. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan perusahaan menghasilkan laba diatas normal yang dihasilkan oleh aset yang dapat diidentifikasikan.
Setelah diakui, goodwill tetap ada di pembukuan perusahaan pada jumlah awalnya yang tercatat, kecuali jika ada bukti bahwa nilainya menurun. Keberatan utama perusahaan terhadap metode pembelian dibandingkan terhadap metode penyatuan kepemilikan adalah karena metode ini mengakibatkan pengakuan goodwill yang diamortisasi dan mengakibatkan penurunan laba yang dilaporkan pada tahun berikutnya. Menurut FASB Statement No. 142, goodwill tidak lagi diamortisasi untuk tujuan pelaporan keuangan.
*****
Suatau asset tak berwujud harus dihentikan pengakuannya bila:
1. Dalam proses pelepasan, atau
2. Ketika tidakterdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya
Penyajian asset tak berwujud dalam laporan posisi keuangan termasuk dalam asset tidak lancar. Dalam laporan lab rugi komprehensif, penyajian beban amortisasi dan kerugian dari penurunan nilai sebagai bagian darilaba operasi berkelanjutan, kecuali apabila kerugian dari penurunan nilai asset berhubungan dengan operasi tidak berkelanjutan
(discontinued operation).