Oke, perlu diketahui dulu bahwa sebenarnya gangguan kepribadian atau personality disorders itu ada banyak macamnya. Personality disorders ini ada di sekitar kita, mungkin keluarga, teman kuliah, teman kantor, atau bahkan significant others yang kita cintai.
Personality disorders adalah suatu pola perilaku, kognisi dan pengalaman dalam diri yang berlangsung lama, melekat kuat, dan cenderung sulit berubah (inflexible). Seringkali orang dengan Personality disorders memiliki cara pikir atau perilaku yang sangat berbeda dibandingkan orang-orang kebanyakan di suatu budaya.
Polanya kayak gimana sih? Bukannya setiap orang memang unik?
Nah, karena termasuk gangguan, Personality disorders seringkali menyebabkan seseorang jadi sulit bersosialisasi atau diterima, merasa distress, mengalami ketidakberfungsian (misal jadi nggak bisa kerja), atau membahayakan orang lain.
Karena disebutnya sebagai 'pola', orang dengan Personality disorders mengalami setidaknya 2 pola berikut (yang cenderung menetap): kognisi, emosi/afeksi, relasi, dan kontrol impuls. Contohnya, punya pikiran magis (kognisi) disertai dengan relasi dependen ekstrem terhadap pasangannya (relasi).
Biasanya (sekitar 50% atau lebih) orang dengan Personality disorders juga didiagnosis mengalami gangguan psikologis lain atau disebut comorbid. Itulah kenapa Personality disorders jarang ditemukan di ruang konseling karena orangnya nggak sadar ada Personality disorders, tapi setelah diagnosis gejala tertentu, baru diketahui ada Personality disorders.
Atau justru yang melaporkan adanya Personality disorders itu adalah orang terdekat, bukan orang yang mengalami Personality disorders. Contoh, seorang istri yang mengeluhkan perilaku aneh suaminya. Sang suami mungkin nggak secara langsung mencari bantuan, tapi istrinya mengeluhkan sehingga terdeteksilah ada Personality disorders.
Intinya, Personality disorders ada di sekitar kita. Siapa aja mungkin bisa memiliki ini. Tapi jarang ada yang melaporkan bahwa dirinya mengalami OCPD atau schizotypal, misalnya. Ya begitulah, kadang abnormalitas dalam diri memang nggak bisa disadari begitu aja toh?
Lanjut ke macam-macam Personality disorders. Seru nih bahasannya. Jadi, Personality disorders itu terbagi menjadi 3 cluster, kayak perumahan. Disebut Cluster A: Odd/Eccentric; Cluster B: Dramatic/Erratic; dan Cluster C: Anxious/Fearful. Dari namanya aja udah kebayang belum sih orangnya kayak gimana? Hehe.
Cluster A: Odd/Eccentric. Dari artinya aja berarti Odd = aneh; Eccentric = eksentrik (super unik). Nah, di Cluster A ini terbagi lagi jadi 3 jenis gangguan. Ada Paranoid, Schizoid, dan Schizotypal. Wah apaan lagi tuh?
A1. Ciri-ciri Paranoid: Curigaan sama orang lain, merasa orang lain itu selalu jahat ke dia atau memanfaatkannya, nggak percayaan, suka nyalahin orang lain kalau ada yang salah, meragukan kesetiaan orang lain, dsb. Tapi nggak ada delusi penuh, jadi murni kepribadiannya dia yang begini.
Paranoid lebih sering dialami oleh laki-laki daripada perempuan. Gangguan ini juga sering comorbid dengan Schizotypal, Borderline, dan Avoidant (akan dibahas juga). Gimana, jadi lebih kebayang kan orang dengan gangguan Paranoid itu seperti apa?
A2. Ciri-ciri Schizoid: sering menghindar untuk berelasi dengan orang lain, temannya dikit banget, sering menyendiri, jarang menunjukkan emosi yang kuat (contoh: jarang ngakak atau jarang marah besar), anhedonia (nggak antusias sama apapun atau nggak bisa senang-senang)
Dalam keseharian, orang dengan Schizoid itu kayak lempeng aja. Ekspresinya datar, nggak asyik, nggak bersemangat. Bahkan cenderung nggak tertarik dengan hal-hal yang sifatnya pleasurable (sex, makan, reward, dll). Sering comorbid dengan Schizotypal, Avoidant, Paranoid.
A3. Ciri-ciri Schizotypal: punya pikiran magis atau takhayul, sering berilusi (seperti merasakan yang nggak ada), perilaku atau penampilan yang aneh seperti pakai pakaian yang nggak wajar atau suka bicara sendiri (karena merasa ada 'makhluk' lain di sekitarnya). Familiar enough?
Yap, Schizotypal ini umum sekali ya ditemukan di tengah-tengah kita, biasanya dikaitkan dengan Schizophrenia karena memiliki 'ideas of reference' alias ada keyakinan di mana ia adalah orang yang hebat, tak terkalahkan (delusi). Oh iya, Schizotypal ini biasanya turun-temurun.
Cluster B: Dramatic/Erratic. Orang dengan Personality disorders di cluster ini hidupnya penuh drama dan unpredictable. Terbagi menjadi 4 jenis Personality disorders, yaitu Borderline, Histrionic, Narcissistic, dan Antisocial. Marilah kita telah satu persatu.
B1. Ciri-ciri Borderline: impulsif, reaksi emosional ekstrem, susah kontrol emosi negatif (sedih atau marah berlebihan), merasa kesepian kronis, cenderung self-harm, memiliki relasi yang nggak stabil dan kacau, nggak punya sense of self, berusaha mati-matian agar nggak diabaikan.
Orang dengan Borderline Personality Disorders ini sering berusaha mengakhiri hidup, sedihnya. Borderline Personality Disorders lekat sekali dengan disfungsi biologis seperti faktor genetik hingga gangguan kimiawi di otak. Dengan kata lain, Borderline Personality Disorders ini dapat diwariskan dan sering muncul bersamaan dengan gangguan depresi dan bipolar.
B2. Ciri-ciri Histrionic: dramatis berlebihan atau sering disebut lebay, perilakunya bertujuan untuk mencari perhatian orang lain, ingin jadi sorotan, mudah dipengaruhi orang lain, berfokus pada penampilan yang menarik, suka menggoda (konteks seksual).
Orang dengan Histrionic Personality Disorders juga emosinya cepat berubah dan emosinya 'shallow' alias ekspresi emosinya nggak kuat, meskipun tampaknya dramatis banget. Sering jadi perusak hubungan orang lain juga karena craving for attention ditambah selalu mementingkan penampilannya kuat banget. OMG!
B3. Ciri-ciri Narcissistic: Merasa dirinya paling sempurna, self-centered, minta banget dipuji, sombong, suka iri dengan orang lain, nggak peduli dengan orang lain (empatinya rendah), kesel kalau dikritik, nyari teman hanya yang statusnya tinggi. Nyebelin banget ya?
Selain suka meninggikan diri, orang dengan Narcissistic Personality Disorders juga suka mengeksploitasi orang lain dan merasa orang lain nggak bisa apa-apa tanpanya. Sering comorbid dengan Personality Disorders lainnya di Cluster B. Punya pasangan atau bos kayak gini memang kayak neraka dunia ya!
B4. Ciri-ciri Antisocial: dari kenakalan remaja jadi perilaku agresif, impulsif, suka bohong atau manipulatif, jarang nyesel kalau berbuat jahat, perilaku semena-mena, membahayakan orang lain. Contoh paling nyata: begal atau aksi vandalisme. Jadi ansos bukan yang suka menyendiri.
Namanya juga ansos, perilakunya justru berlawanan dengan norma sosial. Ada aturan, dilanggar. Nggak ada ngeri-ngerinya. Sering comorbid dengan drug abuse, psikopat, dan ada kaitannya dengan faktor genetik (dapat diturunkan), lingkungan (biasanya kemiskinan dan pola asuh dari orang tua).
Cluster C: Anxious/Fearful. Kalau orang di cluster sebelumnya hidup penuh drama, orang di cluster ini justru sangat menghindari adanya drama. Makanya mereka mau 'main aman' dengan cara yang ekstrem. Terbagi jadi 3 jenis, yaitu Avoidant, Dependent, dan Obsessive-Compulsive Personality Disorders.
C1. Ciri-ciri Avoidant: menghindari aktivitas yang mengharuskan bertemu orang lain karena takut dikritik atau ditolak, ogah berelasi karena takut dipermalukan atau ditertawakan, merasa sangat rendah diri dan nggak menarik. Seperti pemalu tapi ini sampai menarik diri dari situasi sosial.
Mirip ya dengan social phobia dan schizoid. Bedanya, orang dengan Avoidant Personality Disorders ini merasa nggak nyaman berada di situasi sosial karena takut akan penilaian buruk dari orang lain. Parahnya, orang dengan Avoidant Personality Disorders bisa menolak tawaran kerjaan hanya untuk menghindari kontak sosial.
C2. Ciri-ciri Dependent: selalu bergantung pada significant other, nggak berdaya tanpa significant other, nggak mandiri, perlu diyakini significant other untuk membuat keputusan, takut ditinggalkan, takut menyatakan ketidaksetujuan karena takut ditolak, rela berkorban demi tetap bersama significant other.
Dependent Personality Disorders ini sering dialami perempuan. Karena terlalu bergantung, ketika ditinggalkan significant other, orang dengan Dependent Personality Disorders langsung gercep cari significant other baru. Makanya mereka jadi nggak pede, nggak nyaman kalau sendirian, bahkan lebih senang kalau diurusin atau dirawat orang lain.
C3. Ciri-ciri Obsessive-Compulsive Personality Disorders (OCPD): suka banget sama detail, aturan, daftar, urutan, pengelompokkan, jadwal; perfeksionis; orangnya kaku, keras kepala, kalau ngasih tugas harus sesuai keinginannya; super teliti (terutama tentang uang & kerapihan); kudu sesuai standar atau etika.
Orang dengan OCPD bisa gelisah kalau ngelihat ada yang nggak simetris atau berimbang atau kalau jadi bos atau guru mengharuskan setiap orang bekerja dengan caranya (cara si orang dengan OCPD). Kalau ada yang nyeleneh dikit, bisa uring-uringan banget dan bikin jadi nggak produktif.
Nah, jadi ada 10 jenis gangguan kepribadian nih. Ciri-ciri di atas memang ada di DSM (buku yang membantu untuk diagnosis pasien), tapi seyogyanya untuk nggak self-diagnose atau melabel orang lain mengalami Personality Disorders tertentu. Karena lagi-lagi perlu anamnesa profesional.
Aku yakin deh, pasti ada beberapa orang di sekitar kita yang kayaknya punya ciri-ciri Personality Disorders. Ya nggak apa-apa sih, kenyataannya orang dengan Personality Disorders memang banyak dan ada di sekitar kita kok. Cuma ya kadang ada aja sih yang merasa terganggu dengan perilakunya itu. Coba dibantu ya
Susah nggak sih kalau mau bantuin orang dengan Personality Disorders? Apakah bisa berubah?
Mungkin berubah tapi nggak mudah. Namanya juga kepribadian ya, apalagi kalau ada faktor genetik dan lingkungan nggak mendukung. Satu-satunya cara paling do-able adalah dengan menerima dan memahami.
Tapi kalau mau dicoba utk dilakukan psikoterapi ya lebih ada kemungkinan untuk berubah. Misalnya, orang dengan Ansos Personality Disorders bisa diterapi agar kedepannya nggak kembali berbuat kriminal; atau orang dengan Dependent Personality Disorders dilatih menjadi lebih mandiri dengan CBT (Cognitive Behavioral Therapy).
Cr. @disyarinda