Minggu, 25 Juli 2021

Baca Webtoon 'Si Cumi Mencari Cinta'

Kali ini aku akan memperkenalkan satu lagi webtoon yang terbit di Indonesia, yaitu: Si Cumi Mencari Cinta. Webtoon original ini mulai terbit di Naver dan Naver Series pada bulan April 2021.

Sinopsis: Putri cumi-cumi yang imut dan cantik menolak untuk menikahi pangeran Jingjing dari negara tetangganya. Untuk menemukan cinta sejati, putri nekat mengambil umpan dan menaiki perahu nelayan cumi-cumi. Bagaimana masa depan Putri cumi-cumi yang memimpikan percintaan dengan seorang pangeran manusia?

Judul bahasa Korea asli: 오징어도 사랑이 되나요?
Judul bahasa Indonesia: Si Cumi Mencari Cinta

Info Webtoon
Ilustrator webtoon: Jellyfish (젤리피쉬)
Penulis cerita: Moondance (문댄스)
Terbit: 27 April 2021-berlanjut (Naver, Naver Series)
Status: berlanjut
Jumlah episode (per 29 Juli 2021): 14 episode gratis+4 episode berbayar (Naver), 18 episode (Naver Series)
Link baca webtoon bahasa Korea: Naver, Naver Series

Baca webtoon terjemahan bahasa Indonesia: Webtoon Indonesia (Baca di sini)
Genre: romansa
Rating: semua umur (SU)
Terbit: 25 Juli 2021-berlanjut
Jumlah episode (per 29 Juli 2021): 3 episode gratis+5 episode berbayar
Jadwal terbit: Minggu

Sabtu, 24 Juli 2021

Gangguan Parafilia (Penyimpangan Seksual)

Berbagai gangguan parafilia atau penyimpangan seksual. Dari yang biasa ditemukan di transportasi umum sampai yang sering disalahartikan.

Sebelumnya, ini gue pelajari dari mata kuliah di S1 maupun di S2 (lebih mendalam). Tapi gue belum pernah menangani kasus parafilia secara langsung sih, pernahnya menangani ketika jadi peer counselor. Hehe. Menurut dosen gue di S2, orang dengan gangguan parafilia ini jarang ada yang mendatangi ruang konseling. Mungkin karena mereka gak tau ini gangguan atau karena malu mengakui adanya gangguan ini. Tau sendiri kan kalau seks itu masih jadi isu yang tabu?

Jadi, gangguan ini umumnya dirasakan oleh orang terdekat individu dengan gangguan parafilia. Misalnya istri yang curiga dengan hobi aneh suami atau orang tua yang melihat tingkah nggak wajar anaknya. Kurang lebih kayak gitu. Dengan kata lain, gangguan parafilia ini tuh ada. Nyata. Tapi sulit kedata karena pelaporannya sedikit, terbatas, dan yang paling parah adalah nggak tau mau konsul ke siapa. Ujung-ujungnya, jadi tersangka pelecehan seksual dan ditangkap polisi sebelum mentalnya dipulihkan.

Gangguan parafilia adalah golongan gangguan di mana individunya memiliki pengalaman ketertarikan yang tidak normal namun intens secara seksual terhadap objek, situasi, fantasi, perilaku atau seseorang. Sering disebut sebagai penyimpangan seksual karena dianggap melanggar norma.

Oke, pertama ada yang namanya Voyeuristic Disorder. Bahasa mudahnya, orang yang suka ngintip orang telanjang atau orang berhubungan seks. Orang dengan Voyeuristic Disorder mendapatkan rangsangan seksual ketika ngintip orang telanjang misalnya lagi mandi atau yang lagi ena-ena.

Voyeuristic Disorder bukanlah ngintip biasa. Kalau udah dilakukan selama minimal 6 bulan secara intens dan kalau gak ngintip jadinya uring-uringan atau stres, kemungkinan besar ada indikasi Voyeuristic Disorder. Emang paling gengges kalau ada yang kayak gini karena sebenarnya ini dorongan seks yg gak wajar.

Kedua, Frotteuristic Disorder. Nah ini nih parafilia yang sering ditemui di transportasi umum! Yaitu individu yang suka menggesekkan kelaminnya ke tubuh orang lain tanpa izin. Termasuk juga yang suka grepe-grepe sembarangan. Umumnya Frotteuristic Disorder dialami laki-laki.

Kenapa sering ditemukan di tempat ramai? Ini agar dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dan dapat dikatakan Frotteuristic Disorder ketika sudah berlangsung minimal 6 bulan dan pelakunya merasakan cemas yang intes saat melakukan itu. Tapi ketika lagi enggak, juga bikin ia stres.

Ketiga, yang sering bikin cewek-cewek panik kalau ketemu! Yak, apalagi kalau bukan Exhibitionistic Disorder atau yang akrab disebut eksibisionis. Pelakunya pamer alat kelamin & terangsang secara seksual ketika melakukannya. Korbannya seringkali adalah orang asing atau tak terencana.

Ada juga pelaku Exhibitionistic Disorder yang secara sengaja menampilkan ke orang tertentu. Ada juga yang mengatur situasi agar orang lain bisa nontonin dia (pelaku Exhibitionistic Disorder) sedang having sex. Mungkin banyak dari Exhibitionistic Disorder seperti ini yang pada akhirnya jadi adult performers ya. Mungkin...

Keempat, Fetishistic Disorder. Salah satu gangguan yang cukup sering disalahartikan. Banyak yang mengira Fetish sekedar preferensi seksual yang kebetulan aneh. Tapi kalau ini sampai bikin stres diri dan mengganggu orang lain, udah termasuk gangguan nih!

Jadi, orang dengan Fetish mendapatkan kepuasan seksual dari objek atau organ tubuh orang lain yang bukan organ seksual. Misalnya celana dalam orang lain atau bagian kaki (foot fetish banyak nih). Bahkan ada juga yang menggunakan pakaian pasangannya ketika pasangannya gak di situ.

Hal ini juga kerap dilakukan dengan menggesekkan objek tersebut (pakaian atau benda tertentu) ke alat kelaminnya. Lagi-lagi untuk mendapatkan kepuasan seksual. Ada juga dengan cara mencium atau menjilat objek atau organ tubuh tertentu tersebut. Fetish tuh kalau dibahas beragam banget. Karena beda hal yang dijadikan objek fetish, biasanya beda juga treatmentnya. Bayangin kalau ada seseorang yang Fetish sama daleman tetangga, pasti beda perilakunya sama yang Fetish sama ketek pasangan. Jadi agak-agak tricky ngebahas ini.

Kelima, pasti gak asing lagi sih: Pedophilic Disorder atau pedofilia. Termasuk parafilia karena objeknya adalah anak-anak di bawah umur yang mana seharusnya tidak melakukan aktivitas seksual layaknya orang dewasa karena belum matangnya fungsi organ seksual.

Dan dianggap penyimpangan karena membahayakan, merusak anak baik secara fisik maupun psikis. Anak yang termasuk ke dalam korban pedofilia adalah yang berusia 13 tahun atau lebih muda (karena usia tersebut biasanya belum puber ye kan) jadi belum siap dijadikan partner ena-ena.

Kalau sesama bocah usia 13 tahun yang ena-ena gimana? Apakah termasuk pedofilia? Bukan, karena pedofilia pada hakikatnya dialami oleh orang dewasa yang punya ketertarikan seksual terhadap yang berusia 13 tahun atau lebih muda. Kalau yang sesama bocah, mohon maaf di luar konteks bahasan yah.

Ada 2 istilah nih dalam pedofilia, yaitu Pedophilic Sexual Orientation (PSO) dan Pedophilic Disorder (PD). Kalau Pedophilic Sexual Orientation (PSO) itu adalah jika individu gak ada rasa bersalah atau malu saat tertarik sama anak-anak TAPI gak melakukan apapun. Kalau Pedophilic Disorder (PD) adalah sampai mencari anak untuk pelampiasan hasrat seksual.

Keenam, Transvestic Disorder. Bahasa gaulnya sih cross-dressing. Setau gue bahkan ini ada komunitasnya karena dianggap sebagai sesuatu yang unik. Padahal sesungguhnya ini bisa mengindikasikan penyimpangan seksual juga. Pelakunya kerap mengenakan atribut lawan jenis (pakaian atau aksesoris).

Apakah Transvestic Disorder adalah banci-banci yg biasa kita lihat? Belum tentu. Karena orang dengan Transvestic Disorder melakukan itu bukan untuk berpenampilan semata, tapi juga ada tujuan utk mendapatkan kepuasan seksual. Jadi kalau banci yang pakai dress bisa aja karena memang ingin tampil seperti perempuan.

Oh iya, Transvestic Disorder ini lekat sekali dengan fantasi seksual. Jadi, ketika cross-dressing, pelaku berfantasi. Cowok yang Transvestic Disorder biasanya punya Autogynephilia juga yaitu kecenderungan untuk terangsang secara seksual ketika membayangkan diri sebagai cewek.

Fantasinya bisa dari ngebayangin punya fungsi seperti cewek (haid, hamil, dll), berperilaku layaknya cewek pada umumnya, hingga membayangkan punya organ tubuh seperti cewek (punya payudara, dsb). Salah satu dari tersebut jadi fokusnya sebagai bentuk Autogynephilia tadi.

Ada yang pernah dengar BDSM? Atau ada yang tau apa itu sadisme dan masokisme? Oke, kita bahas satu-satu yah. Kalau BDSM itu singkatan dari Bondage-Discipline Sadism-Masochism. Intinya aktivitas seksual yang melibatkan peran dominasi dan submisif.

Ketujuh, Sexual Sadisme Disorder (SSD) yaitu ketika kepuasan seksual didapatkan dari ketika melakukan tindakan sadisme terhadap orang lain. Akan terangsang ketika melihat orang lain menderita secara fisik dan psikis. Lebih gampangnya bayangin Mr. Grey deh.

Ets, tapi jangan harap semua pelaku Sexual Sadisme Disorder (SSD) itu punya pesona enyoy kayak Mr. Grey. Belum tentu. Dan mainnya pun mungkin nggak seelegan di film itu. Bisa lebih parah bahkan sangat berpotensi mematikan. Biasanya dilakukan dengan alat bantu juga yang dijual di pasaran.

Ada istilah Sadistic Sexual Interest (SSI) yang mana individu dengan Sadistic Sexual Interest (SSI) hanya mengakui adanya rangsangan seksual ketika melihat orang lain menderita. Bedanya, orang dengan Sexual Sadisme Disorder (SSD) akan mengalami gangguan psikososial dan stres ketika gak melakukan itu. Jadi sekilas kayak tingkatan gitu deh.

Jadi ketika kamu merasa "kayaknya gue seneng deh waktu partner gue teriak kesakitan waktu gue pukul bokongnya" tapi kamu gak ngerasa stres atau rasa bersalah dan kalau gak dilakukan pun ya biasa aja, bisa jadi itu Sadistic Sexual Interest (SSI).

Terakhir, alias yang kedelapan adalah Sexual Masochism Disorder (SMD). Partner terbaik dari Sexual Sadisme Disorder (SSD) nih. Orang dengan Sexual Masochism Disorder (SMD) justru mendapatkan kepuasan seksual dari penderitaan yang dialaminya ketika dipukul, disiksa, diikat atau ketika menerima tindakan kekerasan lainnya.

Mirip-mirip dengan Sexual Sadisme Disorder (SSD), cuma beda di peran aja. Seseorang dapat dikatakan mengalami Sexual Masochism Disorder (SMD) haruslah ada pengalaman stres atau gangguan psikososial. Kalau orangnya ngerasa biasa aja tapi ada ketertarikan untuk melakukannya (bahkan saat berfantasi), belum tentu SSD atau SMD yah.

Pertanyaannya, apakah orang dengan SSD otomatis sexual partnernya SMD? Belum tentu. Nah inilah yang biasanya jadi pokok permasalahan dalam berhubungan intim. Masalah ranjang itu kan cocok-cocokan ya. Jadi ketika ada pasangan yang SSD belum tentu merasa cocok. Malah tersiksa.

Lebih parahnya diketahui pas udah nikah. Nah lho gimana tuh? Ya bisa dibantu sih dengan konseling rutin ke psikolog klinis di bidang seksualitas trus juga rajin-rajin konsul sama psikolog keluarga. Insha Allah tercerahkan. Hehehe. Tapi perubahan tetap datang dari diri sendiri.

Begitupun orang dengan SMD gak bisa selalu berekspektasi demikian terhadap pasangannya. Dan belum tentu juga bisa membentuk preferensi seksual pasangan jadi SSD. Balik lagi ke pilihan dan kenyamanan masing-masing sih. Gitu.

Trus kalau orang dgn SSD ketemu SMD dan mereka klop, sexual life-nya menyenangkan, well-being-nya oke, masa disebut gangguan? Nah, harus ditelaah dulu nih. Kayak tadi-tadi, ada stres gak kalau melakukan atau tidak melakukan?

Sebenarnya ini dibahas di kelas. Psikolog juga kesulitan memberikan treatment ketika justru BDSM menjadi hal yang menyenangkan di ranjang. Padahal kita tau bahwa hal tersebut dapat mengancam nyawa dan menjadi nggak sehat secara fisik.

Jadi intinya, parafilia ini ada. Tapi kebanyakan terselubung. Nggak gitu jelas kelihatan ciri-cirinya kecuali dirasakan sendiri. Itupun dikatakan gangguan ketika berlangsung minimal 6 bulan, ada distres, mengganggu atau membahayakan orang lain. Faktor penyebabnya ada banyak, tergantung dari gangguannya apa dulu. Bisa jadi dari lingkungan, kondisi traumatis di masa kecil, dan sebagainya.

Oh iya, individu dengan parafilia ini ada juga yang mengalami lebih dari satu gangguan parafilia. Misal eksibisionis & cross-dressing juga. Gangguan parafilianya ini bisa jadi faktor pendorong seseorang untuk memperkosa gak?

Belum tentu. Tapi bisa jadi. Perkosaan dan parafilia sebenarnya beda ranah pembahasan. Karena sejatinya parafilia itu penyimpangan kepuasan seksual yang tidak lazim.

Kalau bicara perkosaan kan tindakan kekerasan seksual. Beda bahasan lagi itu. Kepuasan seksual dalam perkosaan yang dirasakan pelaku seperti layaknya melakukan hubungan seksual pada umumnya. Kalau parafilia perasaan puasnya dari hal-hal yang gak wajar.



Cr. @disyarinda

Kamis, 15 Juli 2021

Baca Novel & Webtoon 'Kekasih Kaisar'


Kali ini aku akan memperkenalkan satu lagi webtoon yang terbit di Indonesia, yaitu: Kekasih Kaisar. Webtoon Kekasih Kaisar diadaptasi dari novel berjudul sama yang sudah tamat pada tahun 2009.

Sinopsis: Pedang Pembasmi Kejahatan telah memilih Geon sebagai kaisar yang sah di Negeri Haewol. Dalam pertempuran yang panjang dan berdarah, Geon, putra dari mendiang kaisar Hyeon Wije, membunuh keluarga tirani Hwang yang telah mendatangkan malapetaka di seluruh negeri. Ketika kakak laki-lakinya meninggal, Geon naik takhta sebagai kaisar, memberikan harapan bagi semuanya bahwa masa gelap negeri tersebut akan segera berakhir. Akan tetapi, ia harus memulai misi penyamaran untuk melenyapkan keluarga Hwang yang tersebar di daerah-daerah. Dengan melakukan itu, mungkin dia akan memecahkan teka-teki yang hilang, yang telah menghantuinya selama bertahun-tahun. Misteri di balik mengapa satu-satunya cintanya, Choa, dan ayah Choa, yang merupakan kepercayaannya, mengkhianatinya. Meskipun dia dengan kasar memutuskan hubungannya dengan Choa, dia tidak bisa menahan untuk tidak kembali padanya. Akankah mereka mampu melewati kenangan menyakitkan dari masa lalu? Akankah mereka mengulangi cinta tragis orang tua Choa?

Judul bahasa Korea asli: 황제의 연인
Judul bahasa Indonesia: Kekasih Kaisar
Judul bahasa Inggris: The Emperor’s Lover

Info Novel

Novelis: Kim Chae Ha (김채하)
Penerbit: Epirus (에피루스), 환상
Terbit: Juni 2009
Status: tamat
Jumlah buku (per 26 November 2021): 2 buku fisik
Link baca novel bahasa Korea: Kakaopage

Info Webtoon
Ilustrator webtoon: F. Flower (언꽃)
Story board: Pasa (파사)
Status: berlanjut
Link baca webtoon bahasa Korea: Kakaopage

Baca webtoon terjemahan bahasa Indonesia: Kakaopage Indonesia (Baca di sini)
Genre: romansa, drama
Rating: dewasa (18+)
Terbit: 9 Juli 2021-berlanjut
Jumlah episode (per 26 November 2021): prolog+45 episode
Jadwal terbit: Jumat

Baca webtoon terjemahan bahasa Inggris: Pocket Comics

Rabu, 07 Juli 2021

Baca Webtoon The Man of Christmas


Kali ini aku akan memperkenalkan satu lagi webtoon yang terbit di Indonesia, yaitu: The Man of Christmas.

Sinopsis: Salah satu keinginan Jiyeong adalah duduk dan minum kopi bersama di hari ulang tahunnya yang jatuh pada hari Natal bersama orang yang dia suka, Yoon Seungjoo, seorang direktur pengelola muda di kantornya. Suatu hari Jiyeong yang bekerja sebagai sekretaris seorang direktur eksekutif, ditunjuk menjadi sekretaris baru Seungjoo oleh mantan bosnya sendiri. Tentunya Jiyeong merasa sangat senang dengan kesempatan itu, tapi siapa sangka ternyata pujaan hatinya itu tidak minum kopi!
Bagaimana dengan khayalan Jiyeong dan apakah dia bisa bekerja sebagai sekretaris pujaan hatinya dengan baik?

Judul bahasa Indonesia: The Man of Christmas

Baca webtoon terjemahan bahasa Indonesia: Kakaopage Indonesia (Baca di sini)

Sabtu, 03 Juli 2021

Baca Webtoon Nightmare Diary

Kali ini aku akan memperkenalkan satu lagi webtoon yang terbit di Indonesia, yaitu: Nightmare Diary.

Sinopsis: Kumpulan kisah horror-thriller yang akan memberikanmu mimpi buruk sepanjang malam. "Kapan mimpi buruk ini akan berakhir?!"

Judul bahasa Indonesia: Nightmare Diary

Baca webtoon terjemahan bahasa Indonesia: Webtoon Indonesia (Baca di sini)

Kamis, 01 Juli 2021

Gangguan Kepribadian (Personality Disorders)

Oke, perlu diketahui dulu bahwa sebenarnya gangguan kepribadian atau personality disorders itu ada banyak macamnya. Personality disorders ini ada di sekitar kita, mungkin keluarga, teman kuliah, teman kantor, atau bahkan significant others yang kita cintai.

Personality disorders adalah suatu pola perilaku, kognisi dan pengalaman dalam diri yang berlangsung lama, melekat kuat, dan cenderung sulit berubah (inflexible). Seringkali orang dengan Personality disorders memiliki cara pikir atau perilaku yang sangat berbeda dibandingkan orang-orang kebanyakan di suatu budaya.

Polanya kayak gimana sih? Bukannya setiap orang memang unik?

Nah, karena termasuk gangguan, Personality disorders seringkali menyebabkan seseorang jadi sulit bersosialisasi atau diterima, merasa distress, mengalami ketidakberfungsian (misal jadi nggak bisa kerja), atau membahayakan orang lain.

Karena disebutnya sebagai 'pola', orang dengan Personality disorders mengalami setidaknya 2 pola berikut (yang cenderung menetap): kognisi, emosi/afeksi, relasi, dan kontrol impuls. Contohnya, punya pikiran magis (kognisi) disertai dengan relasi dependen ekstrem terhadap pasangannya (relasi).

Biasanya (sekitar 50% atau lebih) orang dengan Personality disorders juga didiagnosis mengalami gangguan psikologis lain atau disebut comorbid. Itulah kenapa Personality disorders jarang ditemukan di ruang konseling karena orangnya nggak sadar ada Personality disorders, tapi setelah diagnosis gejala tertentu, baru diketahui ada Personality disorders.

Atau justru yang melaporkan adanya Personality disorders itu adalah orang terdekat, bukan orang yang mengalami Personality disorders. Contoh, seorang istri yang mengeluhkan perilaku aneh suaminya. Sang suami mungkin nggak secara langsung mencari bantuan, tapi istrinya mengeluhkan sehingga terdeteksilah ada Personality disorders.

Intinya, Personality disorders ada di sekitar kita. Siapa aja mungkin bisa memiliki ini. Tapi jarang ada yang melaporkan bahwa dirinya mengalami OCPD atau schizotypal, misalnya. Ya begitulah, kadang abnormalitas dalam diri memang nggak bisa disadari begitu aja toh?

Lanjut ke macam-macam Personality disorders. Seru nih bahasannya. Jadi, Personality disorders itu terbagi menjadi 3 cluster, kayak perumahan. Disebut Cluster A: Odd/Eccentric; Cluster B: Dramatic/Erratic; dan Cluster C: Anxious/Fearful. Dari namanya aja udah kebayang belum sih orangnya kayak gimana? Hehe.

Cluster A: Odd/Eccentric. Dari artinya aja berarti Odd = aneh; Eccentric = eksentrik (super unik). Nah, di Cluster A ini terbagi lagi jadi 3 jenis gangguan. Ada Paranoid, Schizoid, dan Schizotypal. Wah apaan lagi tuh?

A1. Ciri-ciri Paranoid: Curigaan sama orang lain, merasa orang lain itu selalu jahat ke dia atau memanfaatkannya, nggak percayaan, suka nyalahin orang lain kalau ada yang salah, meragukan kesetiaan orang lain, dsb. Tapi nggak ada delusi penuh, jadi murni kepribadiannya dia yang begini.

Paranoid lebih sering dialami oleh laki-laki daripada perempuan. Gangguan ini juga sering comorbid dengan Schizotypal, Borderline, dan Avoidant (akan dibahas juga). Gimana, jadi lebih kebayang kan orang dengan gangguan Paranoid itu seperti apa?

A2. Ciri-ciri Schizoid: sering menghindar untuk berelasi dengan orang lain, temannya dikit banget, sering menyendiri, jarang menunjukkan emosi yang kuat (contoh: jarang ngakak atau jarang marah besar), anhedonia (nggak antusias sama apapun atau nggak bisa senang-senang)

Dalam keseharian, orang dengan Schizoid itu kayak lempeng aja. Ekspresinya datar, nggak asyik, nggak bersemangat. Bahkan cenderung nggak tertarik dengan hal-hal yang sifatnya pleasurable (sex, makan, reward, dll). Sering comorbid dengan Schizotypal, Avoidant, Paranoid.

A3. Ciri-ciri Schizotypal: punya pikiran magis atau takhayul, sering berilusi (seperti merasakan yang nggak ada), perilaku atau penampilan yang aneh seperti pakai pakaian yang nggak wajar atau suka bicara sendiri (karena merasa ada 'makhluk' lain di sekitarnya). Familiar enough?

Yap, Schizotypal ini umum sekali ya ditemukan di tengah-tengah kita, biasanya dikaitkan dengan Schizophrenia karena memiliki 'ideas of reference' alias ada keyakinan di mana ia adalah orang yang hebat, tak terkalahkan (delusi). Oh iya, Schizotypal ini biasanya turun-temurun.

Cluster B: Dramatic/Erratic. Orang dengan Personality disorders di cluster ini hidupnya penuh drama dan unpredictable. Terbagi menjadi 4 jenis Personality disorders, yaitu Borderline, Histrionic, Narcissistic, dan Antisocial. Marilah kita telah satu persatu.

B1. Ciri-ciri Borderline: impulsif, reaksi emosional ekstrem, susah kontrol emosi negatif (sedih atau marah berlebihan), merasa kesepian kronis, cenderung self-harm, memiliki relasi yang nggak stabil dan kacau, nggak punya sense of self, berusaha mati-matian agar nggak diabaikan.

Orang dengan Borderline Personality Disorders ini sering berusaha mengakhiri hidup, sedihnya. Borderline Personality Disorders lekat sekali dengan disfungsi biologis seperti faktor genetik hingga gangguan kimiawi di otak. Dengan kata lain, Borderline Personality Disorders ini dapat diwariskan dan sering muncul bersamaan dengan gangguan depresi dan bipolar.

B2. Ciri-ciri Histrionic: dramatis berlebihan atau sering disebut lebay, perilakunya bertujuan untuk mencari perhatian orang lain, ingin jadi sorotan, mudah dipengaruhi orang lain, berfokus pada penampilan yang menarik, suka menggoda (konteks seksual).

Orang dengan Histrionic Personality Disorders juga emosinya cepat berubah dan emosinya 'shallow' alias ekspresi emosinya nggak kuat, meskipun tampaknya dramatis banget. Sering jadi perusak hubungan orang lain juga karena craving for attention ditambah selalu mementingkan penampilannya kuat banget. OMG!

B3. Ciri-ciri Narcissistic: Merasa dirinya paling sempurna, self-centered, minta banget dipuji, sombong, suka iri dengan orang lain, nggak peduli dengan orang lain (empatinya rendah), kesel kalau dikritik, nyari teman hanya yang statusnya tinggi. Nyebelin banget ya?

Selain suka meninggikan diri, orang dengan Narcissistic Personality Disorders juga suka mengeksploitasi orang lain dan merasa orang lain nggak bisa apa-apa tanpanya. Sering comorbid dengan Personality Disorders lainnya di Cluster B. Punya pasangan atau bos kayak gini memang kayak neraka dunia ya!

B4. Ciri-ciri Antisocial: dari kenakalan remaja jadi perilaku agresif, impulsif, suka bohong atau manipulatif, jarang nyesel kalau berbuat jahat, perilaku semena-mena, membahayakan orang lain. Contoh paling nyata: begal atau aksi vandalisme. Jadi ansos bukan yang suka menyendiri.

Namanya juga ansos, perilakunya justru berlawanan dengan norma sosial. Ada aturan, dilanggar. Nggak ada ngeri-ngerinya. Sering comorbid dengan drug abuse, psikopat, dan ada kaitannya dengan faktor genetik (dapat diturunkan), lingkungan (biasanya kemiskinan dan pola asuh dari orang tua).

Cluster C: Anxious/Fearful. Kalau orang di cluster sebelumnya hidup penuh drama, orang di cluster ini justru sangat menghindari adanya drama. Makanya mereka mau 'main aman' dengan cara yang ekstrem. Terbagi jadi 3 jenis, yaitu Avoidant, Dependent, dan Obsessive-Compulsive Personality Disorders.

C1. Ciri-ciri Avoidant: menghindari aktivitas yang mengharuskan bertemu orang lain karena takut dikritik atau ditolak, ogah berelasi karena takut dipermalukan atau ditertawakan, merasa sangat rendah diri dan nggak menarik. Seperti pemalu tapi ini sampai menarik diri dari situasi sosial.

Mirip ya dengan social phobia dan schizoid. Bedanya, orang dengan Avoidant Personality Disorders ini merasa nggak nyaman berada di situasi sosial karena takut akan penilaian buruk dari orang lain. Parahnya, orang dengan Avoidant Personality Disorders bisa menolak tawaran kerjaan hanya untuk menghindari kontak sosial.

C2. Ciri-ciri Dependent: selalu bergantung pada significant other, nggak berdaya tanpa significant other, nggak mandiri, perlu diyakini significant other untuk membuat keputusan, takut ditinggalkan, takut menyatakan ketidaksetujuan karena takut ditolak, rela berkorban demi tetap bersama significant other.

Dependent Personality Disorders ini sering dialami perempuan. Karena terlalu bergantung, ketika ditinggalkan significant other, orang dengan Dependent Personality Disorders langsung gercep cari significant other baru. Makanya mereka jadi nggak pede, nggak nyaman kalau sendirian, bahkan lebih senang kalau diurusin atau dirawat orang lain.

C3. Ciri-ciri Obsessive-Compulsive Personality Disorders (OCPD): suka banget sama detail, aturan, daftar, urutan, pengelompokkan, jadwal; perfeksionis; orangnya kaku, keras kepala, kalau ngasih tugas harus sesuai keinginannya; super teliti (terutama tentang uang & kerapihan); kudu sesuai standar atau etika.

Orang dengan OCPD bisa gelisah kalau ngelihat ada yang nggak simetris atau berimbang atau kalau  jadi bos atau guru mengharuskan setiap orang bekerja dengan caranya (cara si orang dengan OCPD). Kalau ada yang nyeleneh dikit, bisa uring-uringan banget dan bikin jadi nggak produktif.

Nah, jadi ada 10 jenis gangguan kepribadian nih. Ciri-ciri di atas memang ada di DSM (buku yang membantu untuk diagnosis pasien), tapi seyogyanya untuk nggak self-diagnose atau melabel orang lain mengalami Personality Disorders tertentu. Karena lagi-lagi perlu anamnesa profesional.

Aku yakin deh, pasti ada beberapa orang di sekitar kita yang kayaknya punya ciri-ciri Personality Disorders. Ya nggak apa-apa sih, kenyataannya orang dengan Personality Disorders memang banyak dan ada di sekitar kita kok. Cuma ya kadang ada aja sih yang merasa terganggu dengan perilakunya itu. Coba dibantu ya

Susah nggak sih kalau mau bantuin orang dengan Personality Disorders? Apakah bisa berubah?

Mungkin berubah tapi nggak mudah. Namanya juga kepribadian ya, apalagi kalau ada faktor genetik dan lingkungan nggak mendukung. Satu-satunya cara paling do-able adalah dengan menerima dan memahami.

Tapi kalau mau dicoba utk dilakukan psikoterapi ya lebih ada kemungkinan untuk berubah. Misalnya, orang dengan Ansos Personality Disorders bisa diterapi agar kedepannya nggak kembali berbuat kriminal; atau orang dengan Dependent Personality Disorders dilatih menjadi lebih mandiri dengan CBT (Cognitive Behavioral Therapy). 



Cr. @disyarinda